Sabtu, 13 Agustus 2011

MUTU PELAYANAN ICU


Mutu secara umum dikatakan sebagai suatu kondisi dimana “derajat kebaikan tertentu” bisa dicapai  atau bahkan melebihi ekspektasi. ICU dikatakan bermutu oleh karena dapat menyelenggarakan pelayanannya dengan cara tertentu dengan cara “memenuhi derajat kebaikan” yang ditetapkan. Untuk mempermudah melihat tingkat mutu penyelenggaraan ICU ditetapkanlah parameter yang disebut “Indikator Mutu”.
Mutu pelayanan ICU sangat berhubungan dengan sumberdaya (input) yang sediakan / dialokasikan, demikian juga berhubungan dengan “rekayasa proses” yang disusun dan dijalankan sehingga menjadi “perilaku / budaya”, dan pada gilirannya dapat dilihat berhubungan dengan hasil akhir (output). Dengan kata lain berbicara mutu berarti kita harus melihat apa dan seberapa baik sumber daya disediakan, bagaimana dan seberapa baik taktik strategi serta prosedur-prosedur yang diciptakan sehingga mampu melahirkan perilaku pelayanan yang dilaksanakan secara sistematis konsisten dan bertanggung jawab, sehingga pada akhirnya kita dapat menghasilkan suatu produk dan atau jasa.

Input
Bagi pelayanan di ICU aspek input sangatlah penting. Kalau kita bicara input paling kurang kita bicara man, money, material, method, time, technology dan lain sebagainya. Tidak ada unsure input yang tidak penting untuk menyelenggarakan pelayanan medis intensif apa lagi apabila kita hubungkan dengan tercapainya derajat pelayanan yang bermutu tinggi. Instalasi / unit / ruang ICU memang sengaja di ciptakan secara khusus sehingga ukuran-ukuran yang berlaku pun pasti akan berbeda dibandingkan ruang pelayanan lain di rumah sakit.
Oleh karenanya alokasi sumber daya memerlukan  standar yang tinggi. Setiap tenaga kerja tidak terkecuali termasuk dokter perawat atau tenaga professional lainnya adalah merupakan tenaga kerja dengan kualitas yang tinggi sesuai bidang pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya. Berbicara mengenai dokter maka ia haruslah seorang “intensivist” atau minimal dokter spesialis dengan ketrampilan dan perilaku intensivist. Untuk tenaga keperawatan ia haruslah perawat yang telah mengikuti pendidikan khusus dalam bidang pelayanan keperawatan secara intensif. Demikian juga teaga lainnya adalah tenaga kerja yang memiliki kualifikasi khusus sehingga dapaat bekerja secara optimal di ICU. Dengan demikian maka para tenaga kerja di ICU adalah tenaga kerja yang terdidik dan berpengalaman.
Penempatan tenaga kerja yang tidak memenuhi kriteria, tenaga yang baru lulus dan belum memiliki pengalaman kerja / belum mengikuti pendidikan kursus atau pelatihan pelayanan medis intensif di ICU hampir pasti akan memperburuk jalannya proses pengobatan dan perawatan  yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas pelayanan ICU. Penyelenggara administrasi menejemen rumah sakit sering kurang memperhatikan hal ini oleh karena minimnya pemahaman tentang bagaimana seharusnya pelayanan di ICU harus dilaksanakan. Sengaja mengabaikan ketersediaan tenaga professional sesuai criteria yang ditetapkan sama halnya mengabaikan mutu pelayanan di ICU.

Proses
Proses adalah bagaimana suatu urusan dilaksanakan. Berbicara mengenai proses anda boleh membayangkan hiruk-pikuk, lalu lalang dan perilaku para tenaga professional di ICU dalam rangka melaksanakan pelayanan bagi si sakit. Perilaku dokter perawat atau tenaga lainnya tentu berbeda dibanding tatkala melakukan pelayanan di ruang pelayanan lainnya. Perbedaan ini harus terjadi oleh karena pelayanan secara intensif memiliki disiplin ilmu tersendiiri yang memiliki falsafah, tata nilai, pola / cara berfikir dan atau  prosedur yang khas untuk pelayanan intensif. Anda seorang dokter perawat atau tenaga lainnya haruslah memiliki disiplin ilmu kedokteran intensif.  Anda boleh saja berangkat dari latar belakang cabang keilmuan dan spesialisasi apa saja, tetapi anda haruslah seorang “intensivist” atau minimal anda mampu berperilaku sebagai intensivist.

Proses boleh jadi merupakan “wajah” dari penyelenggaraan pelayanan secara intentensif di ICU. Apabila anda salah mendesain proses pelayanan maka anda tidak akan melihat lagi pelayanan secara intensif walaupun anda memasang label atau tulisan instalasi / unit / ruang ICU di atas pintu masuk, boleh jadi anda hanya akan jumpai pelayanan yang tak beda jauh dengan mutu peleyanan di “general ward” semata.

Out Come
Hasil akhir upaya pengobatan maupun perawatan sangat tidak bisa dijanjikan. Dokter dan tenaga professional lainnya tidak memiliki kemampuan untuk memastikan keberhasilan pengobatan. Yang bisa dilakukan adalah melaksanakan “proses pengobatan ” sesuai perkembangan ilmu intensive mutakhir  (“Evidence based critical care”), sesuai standar proses yang ditetapkan, sesuai disiplin dan etika. Hasil yang baik akan lebih melegitimasi bahwa proses sudah dilaksanakan secara baik.


Tidak ada komentar: